top of page

Sejalan dengan masuknya anak ke sekolah basic, jadi kekuatan kognitifnya ikut alami perubahan yang sangat cepat. Sebab dengan masuk sekolah, bermakna dunia serta minat anak semakin bertambah luas, serta dengan meluasnya minat jadi semakin bertambah juga artian mengenai manusia serta objek-objek yang awal mulanya kurang bermakna untuk anak. Dalam situasi normal, pikiran anak umur sekolah berkembang dengan cara makin lama makin. Bila pada kala awal mulanya daya fikir anak masihlah punya sifat imajinatif serta egosentris, jadi pada umur sekolah basic ini daya fikir anak berkembang mengarah memikir konkrit, masuk akal dn rasional. Daya ingatnya jadi benar-benar kuat, hingga anak betul-betul ada dalam sebuah tingkat belajar.


1. Memahami Situasi Yang Terjadi


Menurut teori kognitif piaget, pemikiran anak-anak umur sekolah basic dimaksud pemikiran operasional kongkrit (concrete operational thought). Menurut piaget, operasi yaitu hubungan-hubungan objektif diantara konsep-konsep atau skema-skema. Sedang operasi konkrit yaitu kegiatan mental yang diprioritaskan pada objek-objek serta peristiwa-peristiwa fakta atau konkrit bisa diukur. Pada kala ini anak udah meningkatkan pikiran objektif. Dia mulai sanggup mendalami operasi dalam beberapa rancangan, seperti 5x6=30 ; 30:6=5(johnson & medinnus, 1974). Dalam usaha mendalami alam seputarnya, mereka tak lagi terlau memercayakan kabar yang bersumber dari panca indra, sebab iya mulai miliki kekuatan buat memperbedakan apakah yang tanpak oleh mata dengan fakta yang kenyataannya, serta pada yang punya sifat sesaat dengan yang punya sifat ada. Contohnya, mereka akan tahu jika air dalam gelas besar pendek dipindahkan ke dalam gelas yang kecil tinggi, jumlah akan tetaplah sama sebab tidak satu tetespun yang tumpah. Soal ini yaitu sebab mereka tak lagi memercayakan persepsi penglihatannya, namun udah sanggup gunakan asumsinya. Mereka bisa mengukur, menimbang, serta mengkalkulasi jumlah, hingga ketaksamaan yang fakta tidak “membodohkan” mereka.


Menurut piaget, anak-anak pada kala konkrit operasional ini sudah sanggup mengerti konservasi, ialah kekuatan anak buat terjalin dengan beberapa segi yang berlainan dengan cara serempak(johnson & medinnus, 1974). Soal ini yaitu sebab pada kala ini anak sudah menge,bangkan tiga jenis proses yang dimaksud dengan operasi-operasi, yakni : negasi, resiprokasi, serta jatidiri. Negasi(negation). Pada kala pra-operasional anak cuma lihat situasi permulaan serta akhir dari jejeran benda, yakni pada awalnya keadaannya sama serta selanjutnya keadaannya jadi berbeda. Anak tidak lihat apakah yang berlangsung antara lain. Namun, pada kala konkrit operasional,anak mendalami proses apakah yang berlangsung di antara aktivitas itu serta mendalami hubungan-hubungan pada kedua-duanya. Pada jejeran benda-banda, anak bisa—melalui aktivitas mentalnya—mengembalikan atau meniadakan pergantian yang berlangsung hingga dapat menjawab jika jumlahnya beberapa benda yaitu konsisten sama.


2. Menerima Pendapat Orang Lain Dan Kesalah Diri Sendiri

Jalinan timbal balik(resiprokasi). Disaat anak lihat bagaimana jejeran dari benda-banda betambah panjang namun tidak rapat kembali dibanding dengan jejeran beda. Sebab anak sadari jalinan timbal-balik pada panjang serta kurang rapat atau demikian sebaliknya kurang panjang namun lebih rapat, jadi anak tahu juga jika jumlahnya beberapa benda yang terdapat di ke dua jejeran itu sama. Jatidiri Anak pada kala konkrit operasional bisa mengetahui satu-satu beberapa benda yang terdapat di deretan-deretan itu. Anak dapat mengkalkulasi, hingga walaupun beberapa benda dipindahkan, anak bisa sadari jika jumlah akan tetaplah sama (gunarsa, 1990).

Selesai sanggup mengkonservasi angka, jadi anak dapat mengkonservasikan dimensi-dimensi beda, seperti isi serta panjang. Kekuatan anak kerjakan operasi-operasi mental serta kognitif ini memungkinkannya membuat jalinan yang lebih luas dengan dunianya. Operasi yang berlangsung dalam diri anak sangat mungkin juga buat sadari suatu tindakan tiada lihat tindakan itu ditunjukan. Jadi, anak sudah mempunyai susunan kognitif yang memungkinkannya bisa memikir buat kerjakan satu aksi, tiada dia sendiri dia lakukan tindakan dengan cara fakta. Tetapi, apakah yang dipikirkan oleh anak masihlah hanya terbatas pada beberapa hal yang ada hubungan dengan suatu yang konkrit, satu kenyataan dengan cara fisik, benda-banda yang betul-betul fakta. Demikian sebaliknya, beberapa benda atau peristiwa-peristiwa yang tidak ada hubungan dengan cara jelas serta konkrit dengan kenyataan, masihlah susah dipikirkan oleh anak.


3. Menyelesaikan Setiap Masalah Dengan Kepala Dingin

Waktu remaja yaitu satu periode kehidupan di mana kemampuan buat mendapat serta gunakan pengetahuan dengan cara efektif mancapai puncaknya (Mussen, Conger serta Kagan, 1969). Soal ini yaitu sebab sepanjang periode remaja ini, poses perkembangan otak sampai kesempurnaan. Mode saraf yang berperan mengerjakan kabar mengembangnya secara cepat. Selain itu, pada kala remaja ini pun tidak berlangsung reorganisasi lingkaran saraf Prontal lobe (belahan otak sisi depan hingga sampai pada belahan atau sela kunci). Prontal lobe ini berperan dalam pekerjaan kognitif tingkat tinggi, seperti kekuatan merangkum rencana strategis atau kekuatan menetapkan (carol serta david R, 1995).

Perubahan prontal lobe itu benar-benar mempunyai pengaruh pada kekuatan kognitif remaja, hingga mereka meningkatkan kekuatan penealaran yang memberikannya satu tingkat pertimbangan akhlak serta kesadaran sosial yang baru. Selain itu, jadi anak muda yang sudah mempunyai kemapuan mendalami pemikirannya sendiri serta pemikiran orang-orang, remaja mulai membanyangkan apakah yang dipikirkan oleh orang mengenai dirinya sendiri. Disaat kekuatan kognitif mereka sampai kematangan, kebanyakkan alak remaja mulai pikirkan mengenai apakah yang dikehendaki serta kerjakan masukan pada orang mereka, orang-tua mereka, serta bahkan juga pada kekurangan diri mereka sendiri (Myers, 1996).


Lantas, dengan kapabilitas baru dalam penalaran yang dimilikinya, jadikan remaja sanggup membuat pertimbangan serta kerjakan pembicaraan kurang lebih topik-topik abstrak mengenai manusia, kebaikan serta kejahatan, kebenaran serta keadilan. Bila pada kala awal anak-anak – disaat mereka baru mempunyai kekuatan berpikir simbolik – tuhan diasumsikan jadi person yang ada di awan, jadi pada kala remaja mereka mungkin berupaya mencari satu rancangan yang lebih mendalam mengenai tuhan serta eksistensi (Myers, 1996).


Sejalan dengan meningkatnya kapabilitas anak untuk mengekspolrasi lingkungan, sebab makin bertambah besarnya penyelarasan serta pengendalian motorik yg dibarengi dengan meningkatnya kapabilitas untuk ajukan pertanyaan dengan memakai kalimat yang bisa dimengrti orang yang lain, karena itu dunia kognitif anak berkembang cepat, kian kreatif, bebas, serta imajinatif. Imajinasi anak-anak pra-sekolah senantiasa kerja, serta daya serap mentalnya terkait dunia kian meningkatnya. Penambahan penjelasan anak terkait orang, benda serta keadaan baru diibaratkan dengan arti-arti yg di tekuni selama waktu bayi.



1. Tahap Awal Yang Menjadikan Awalan Baik Atau Tidak


Sesuai teori kognititf piaget, karena itu perubahan kognitif pada kala awal anak-anak disebut babak praoperasional (praoperationak stage), yg berjalan dari umur 2 sampai 7 tahun. Pada babak ini, rencana yg konstan dibuat, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat kemudian melemah, dan terbentuknya kepercayaan pada perihal yg magis. Tapi, sebagia “pra” dalam arti “pra-operasional”, memperlihatkan jika pada babak ini teori piaget diutamakan pada terbatasnya pemikiran anak. Arti “operasional” memperlihatkan pada kegiatan mental yg sangat mungkin anak untuk pikirkan momen – momen atau pengalaman – pengalaman yg dirasakannya. Pemikiran praoprasional tak berbeda yaitu satu waktu nantikan yg singkat buat pemikiran operasional , sekalinya cap “pra-operasional” utamakan jika anak pada babak ini belum pula memikir dengan operasional.


Mengenai yg disebut dengan operasi (operations ) menurut santrock (1998) yaitu “internalized sets of actions that allow children to do mentally what before they had done physically. Operasi benar-benar terorganisir serta sesuai peraturan – peraturan serta prinsip – prinsip nalar spesifik. Operasi kelihatan berbentuk pemikiran operasional konkret serta berbentuk berbeda pemikiran operasional resmi. Dalam babak praoperasoinal, pemikiran masihlah kalut serta tak terorganisir dengan baik. Pemikiran praoperasional yaitu awal dari kapabilitas untuk merekontrusi pada level pemikiran apakah yg udah diputuskan dalam perilaku. Pemikiran praoperasional pun mencangkup pertukaran dari pemakaian lambang – lambang primitif terhadap yg lebih tambah maju ( Santrock, 1998 ). Dengan garis besarnya pemikiran praoperasional bisa dibagi ke dua subtahap, adalah subtahap prakonseptual serta subtahap pemikiran intuitif ( Heterington & Parke, 1979;Seirfert & Hoffnung, 1994 ).


2. Pengembangan Tahap Menengah

Ditilik dari perspektif teori kognitif piaget, karena itu pemikiran waktu remaja udah sampai babak pemikiran operasional resmi (resmi operational thought), ialah satu babak perubahan kognitif yg diawali pada umur kurang lebih 11 hingga sampai 12 tahun serta senantiasa bersambung hingga sampai remaja sampai waktu tenang atau dewasa (Lelner & Hustlsch, 1983). Pada babak ini anak telah bisa berfikir dengan abstrak serta anggapan. Pada kala ini, anak telah sanggup pikirkan suatu yg akan atau barangkali berlangsung suatu yg abstrak. Selain itu, pada babak ini remaja sudah sanggup berfikir dengan sistematis, sanggup pikirkan semua peluang dengan sistematis untuk pecahkan satu kasus. Satu mobil yg tidak diduga berhenti contohnya, buat anak yg ada pada babak kongkrit operasional selekasnya diambil rangkuman jika bensinnya habis. Dia cuma menghubungkan sebab-akibat pada suatu serangkaian saja. Berbeda perihal dengan remaja, dia dapat mimikirkan sejumlah peluang yg sebabkan mobil itu berhenti, seperti mungkin businya mati, mungkin platinanya atau kemungkinan-kemungkinan berbeda yg memberikannya basic buat pemikirannya.


Subtahap prakonseptual dimaksud dengan pemikiransimbolik (symbolic tought ), sebab ciri pokok subtahap ini disinyalir dengan timbulnya mode – mode simbol atau seperti bahasa. Subtahap prakonseptual adalah subtahap pemikiran praoperasional yg berlangsung duga – duga pada 2tahun sampai 4tahun. Pada subtahap ini anak – anak meningkatkan kapabilitas untuk mendeskripsikan atau mengayalkan dengan mental satu objek yg tak ada ( tak tampak ) dengan suatu yg berbeda. Contohnya, pisau yg terbuat dari plastik yaitu suatu yg riil, mewakili pisau yg kenyataannya. Katau pisau sendiri dapat mewakili suatu yg abstrak, seperti punyai bentuk atau tajamnya. Demikian juga tulisan “pisau” akan memberikannya respon spesifik. Dengan mengembangnya kapabilitas mensimbolisasikan ini, karena itu anak memperluas ruanglingkup aktifitasnya yg mencangkup perihal – perihal yg telah melalui, atau perihal – perihal mendatang, atau mungkin perihal – perihal yg saat ini.


Hadirnya pemikiran simbolis pada subtahap praoperasional ini dipandang seperti perolehan kognitif yg sangat utama. Lewat pemikiran simbolis, anak – anak prasekolah bisa mengatur serta mengolah apakah yg mereka pahami. Anak akan bisa dengan simpel mengingat kembali serta memperbandingkan objek – objek serta pengalaman – pengalaman yg udah diperolehnya apabila objek serta pengalaman itu punyai nama serta rencana yang bisa mendeskripsikan karakteristiknya. Simbol-simbol pun mendukung anak – anak mengkomunikasikan terhadap orang yang lain terkait apakah yg mereka pahami, sekalinya dalam keadaan yg jauh tidak serupa dengan pengalamannya sendiri.


Komunikasi yg didasarkan atas pengalaman pribadi akan membatu perubahan pertalian sosial diantara anak-anak. Selain itu, komunikasi pun mendukung perubahan konitif jikalau seseorang anak dilewatkan belajar dari pengalaman orang yang lain. Pendek kata, komunikasi sangat mungkin individu untuk belajar dari simbol-simbol yg didapat lewat pengalaman orang yang lain (Seifert & Hoffnung, 1994). Dengan demokian, subtahap prakonseptual, hadirnya manfaat simbolis ditampakkan dengan perubahan bahasa yg cepat, permainan imajinatif serta penambahan dalam peniruan. Percepatan perubahan bahasa dalam tahap prakonseptual dipandang seperti hasil perubahan simbolisasi. Sewaktu pemakaian lambang diawali, karena itu berlangsung penambahan dalam kapabilitas pecahkan problem serta belajar kalimat berbeda.



3. Subtahap Intuitif (Tahap Akhir)


Arti intuitif diperlukan untuk memperlihatkan subtahap ke dua dari pemikiran praoperasional yg berlangsung pada anak dalam periode dari 4 sampai 7 tahun. Dalam subtahan ini, meskipun kegiatan mental spesifik (seperti beberapa cara mengelompokan, mengukur atau menghubungkan objek-objek) berlangsung, tapi anak-anak belum pula demikian sadar berkaitan prinsip-prinsip yg melandasi terbentuknya kegiatan itu. meskipun anak bisa pecahkan problem yg terjalin dengan kegiatan ini, akan tetapi dia tak dapat menuturkan fakta yg pas untuk pemecah satu problem menurut beberapa cara spesifik.

Jadi, meskipun simbol-simbol anak bertambah kompleks, akan tetapi proses penalaran serta pemikirannya masihlah punyai beberapa ciri terbatasnya spesifik. Beberapa dari terbatasnya ini direfleksikan dalam ketakmampuan anak praoperasional untuk mengelo,pokan beberapa perihal berdasar pada dimensi spesifik, seperti mengelompokan tongkat menurut barisan dari yg sangat pendek ke yg palingpanjang. Terbatasnya pun diketemukan dalam menghubungkan sisi dari total. Ciri berbeda dari pemikiran praoperasional yaitu pemfokusan perhatian pada satu dimensi serta tidak menghiraukan dimensi yg berbeda. Ciri ini diistilahkan piaget dangan centration (pemfokusan). Pemfokusan tampak jelas pada anak yg kekurangan konservasi (conservation), adalah kapabilitas untuk menyadari sifat-sifat atau aspek-aspek spesifik dari satu objek atau stimulus tidak berganti sewaktu aspek-aspek berbeda alami pergantian.


Pada sebuah uji-coba, piaget perlihatkan terhadap anak dua gelas berisi cairan yg sama tingginya. Terhadap anak ditanyakan, apakan ke dua gelas itu berisi banyaknya cairan yg sama? Anak menjawab “sama”. Lalu, terhadap anak diperintah untuk buang sendiri salah satunya isi dari ke dua gelas itu ke gelas berbeda yg lebih pendek serta tambah besar. Manakah yg lebih baik banyak isi gelasnya, gelas yg pertama atau gelas yg ke dua? Anak menjawab jika cairan pada gelas awalnya tambah tinggi. Disamping tampak jika kapabilitas anak kurang dari umur 7 tahun yg terpusat cuma pada satu dimensi persepsi saja. Perubahan kognitif dari anak-anak praoperasional pun ditunjukan dengan sekumpulan pertanyaan yg di ajukan nya, yg seringkali orang dewasa terasa kebingungan untuk menjawabnya. Pertanyaan-pertanyaan itu berikan wejangan akan perubahan mental mereka serta cerminkan perasaan keingintahuan intelektual, dan menandai timbulnya minat anak-anak akan penalaran (Elkind, 1976).


Makna “Cognitive” datang dari kata cognition ini mengandung arti pemahaman, tahu. Kognitif ialah proses yang berlangsung dengan internal di pusat formasi saraf pada saat manusia tengah berfikir (Gagne dalam Jamaris, 2006). Pemahaman yang luasnya cognition (kognisi) ialah pengumpulan, pengaturan, serta pemakaian pengetahuan (Neisser, 1976). Menurut beberapa pakar jiwa saluran kognitifis, prilaku seorang/anak itu terus-menerus didasarkan pada kognisi, ialah aksi tahu atau pikirkan keadaan di mana prilaku itu berlangsung. Dalam pekembangan sesudah itu, lalu makna kognitif ini berubah menjadi popular menjadi salah satunya lokasi psikologi manusia / satu ide umum yang meliputi semua bentuk pengenalan yang mencakup tiap-tiap tabiat mental yang terjalin dengan soal pandangan, melihat, memberi, menduga, pertimbangan, pemrosesan info, pemecahan soal, kesengajaan, pertimbangan, mengayalkan, mengira-ngira, berfikir serta kepercayaan. Termasuk juga kejiwaan yang berpusat di otak ini pula terjalin dengan konasi (kehendak) serta afeksi (perasaan) yang bertalian dengan perasaan.


Teori perubahan kognitif piaget ialah salah satunya teori yang menuturkan bagaimana anak menyesuaikan dengan serta mengiterprestasikan object serta kejadian-kejadian disekelilingnya. Bagaimana anak mendalami ciri – ciri serta manfaat dari objek – objek, seperti mainan, piranti serta makanan, dan objek-objek sosial seperti diri, orang-tua, kawan. Bagaimanakah cara anak belajar mengelompokkan objek-objek buat sadari persamaan-persamaan serta perbedaan-perbedaannya, buat mengerti yang memicu berlangsungnya pergantian dalam objek-objek atau peristiwa-peristiwa, serta buat membuat prediksi perihal objek serta moment itu. Piaget melihat jika anak mainkan peranan aktif di dalam membuat pengetahuannya perihal kenyataan. Anak tidak pasif terima info meskipun proses memikir serta konsepsi anak perihal kenyataan sudah dimodifikasikan oleh pengalamannya dengan dunia seputar ia, tetapi anak ikut bertindak aktif dalam menginterprestasikan info yang dia raih dari pengalaman, dan dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan serta konsepsi perihal dunia yang sudah dia mempunyai (Hetherington & Parke, 1975).


1. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF

Piaget yakin jika pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau periode-periode yang senantiasa makin bertambah kompleks. Piaget ikut menyakini jika pemikiran seseorang anak berkembang lewat sekumpulan step pemikiran dari periode bayi sampai periode dewasa. Potensi bayi lewat tahap-tahap itu bersumber dari desakan biologis buat menempatkan diri dengan lingkungan (lewat asimilasi serta fasilitas) dan ada sinkronisasi strukur memikir. Tahap-tahap pemikiran ini dengan kualitatif tidak sama pada tiap-tiap individu. Demikian pula, corak pemikiran seseorang anak pada satu step tidak sama dari corak pemikirannya pada step lainnya. Tahap-tahap perubahan pemikiran ini dibedakan piaget atas 4 step, ialah step pemikiran sensoris-motorik , praoperasioanal, operasional kongkret, serta operasional resmi. Namun, piaget tidak menentukan dengan tegas beberapa batasan usia pada masing – masing step. Batasan usia pada masing – masing step dikasihkan oleh Ginsburg serta Opper ( Mussen, et all, 1969 ). Dibawah ini bakal di jabarkan step pemikiran periode bayi, ialah step sensoris – mororik.


-Step sensoris – motorik berjalan dari kelahiran sampai duga – duga 2 tahun. Saat step ini, perubahan mental disinyalir dengan perkembangan cepat dalam potensi bayi buat mengorganisasikan serta mengkoordinasikan sensasi lewat pergerakan – pergerakan serta aksi – aksi fisik. Dalam soal ini, bayi yang baru lahir tidak saja terima dengan pasif rangsangan – rangsangan pada alat – alat indranya, namun ikut aktif memberi tanggapan pada rangsangan itu, yakini lewat gerak – gerak reflek. Menurut piaget, perubahan semasing step itu adalah hasil perbaikan dari perubahan step awal kalinya. Soal ini bermakna jika menurut teori tingkatan piaget, tiap-tiap individu bakal melalui sekumpulan pergantian kualitatif yang punya sifat invarian, senantiasa masih, tidak melonjak atau mundur. Perubahan-perubahan kualitatif ini berlangsung lantaran desakan biologis buat menempatkan diri dengan lingkungan dan ada sinkronisasi susunan memikir. Dari pojok biologis, piaget menyaksikan ada metode yang mengendalikan dari dalam, hingga organisme punyai metode pencernaan, peredaran darah, metode pernapasan, dll. Hal sama ikut berlangsung pada metode kognisi, di mana ada metode yang mengendalikan dari dalam yang lalu di pengaruhi oleh faktor-faktornya.


2. Penyesuaian Yang Tepat Dalam Penerapan

Buat memastikan susunan kognitif yang memicu pola-pola tingkahlaku yang teroeganisir, piaget memakai makna sistem serta penyesuaian. Dengan ke-2 bagian ini bermakna bahwah kognisi bermakna adalah metode yang senantiasa diorganisir serta di penyesuaian, hingga memunginkan individu menyesuaikan dengan lingkungannya. Sistem ( susunan kognitif ) ialah proses atau teknik mengatur serta memberi respon beragam pengalaman. Lewat kata lainnya, sistem ialah satu skema sitematis dari aksi, tabiat, pikiran, serta kiat pemecahan soal yang memberi satu kerangka pemikiran dalam menantang beragam kendala serta tipe keadaan. Dalam diri bayi nampak sejumlah skema prilaku refleks yang terorganisir berkaitan dengan “pengetahuan” perihal lingkungan. Contohnya pergerakan refleks mengisap pada bayi, ada pergerakan otot pada pipi serta bibir yang mengundang pergerakan mengisap pergerakan ini perlihatkan ada pola-pola spesifik. Pergerakan ini tidak terbujuk oleh apakah yang masuk kemulut, apa ibu jari, puting susu ibunya, atau mungkin dot botol susu. Skema pergerakan yang diraih semenjak lahir berikut ini yang dimaksud dengan sistem.


Penyesuaian (sturuktur fungsional) ialah satu makna yang dipakai piaget buat memperlihatkan utamanya skema individu dengan lingkungannya dengan proses perubahan kognitif piaget sangat percaya bahawa bayi manusia sewaktu dilahirkan sudah ditambahkan dengan kebutuhan-kebutuhan dan potensi buat menempatkan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian ini muncul dengan sendirinya sewaktu bayi itu membuat hubungan dengan dunia di sekitarnya. Mereka bakal belajar menempatkan diri serta menanggulanginya, hingga potensi mentalnya bakal berkembang dengan sendirinya. Menurut piaget, penyesuaian ini terdiri dalam dua proses yang sama sama lengkapi, ialah : asimilasi serta fasilitas.


3. Pelaksanaan Yang Di Lakukan Secara Menyeluruh

Asimilasi dari pojok biologi, ialah inetegrasi pada bagian external ( di luar ) pada susunan yang telah komplet pada organisme. Asimilasi kognitif meliputi pergantian objek external berubah menjadi susunan pengetahuan internal (lerner & Hultsch 1983). Proses asimilasi ini didasarkan atas realita jika kapan saja manusia senantiasa mengasimilasikan beberapa informasi yang hingga padanya, lalu beberapa informasi itu dikelompokan dalam beberapa istilah yang awal kalinya telah mereka mengerti. Contohnya, seseorang bayi yang mengisap puting susu ibunya atau dot botol susu, bakal lakukan tindakan yang sama (mengisap) pada semua objek baru yang mereka dapatkan seperti bola karet atau jempolnya. Tabiat bayi mengisap semua objek ini menunjukkan proses asimilasi. Pergerakan mengisap ibu jari sama berarti dengan pergerakan mengisap puting susu ibunya, lantaran bayi menginterprestasikan ibu jari dengan susunan kognitif yang telah ada, ialah puting susu ibunya.



Fasilitas ialah membuat langkah baru atau memperbaharui atau menggabung-gabungkan makna lama utuk menantang kendala baru.fasilitas kogitif bermakna mengedit susunan kognitif yang sudah dipunyai awal kalinya ntuk sesuai dengan stimulus external. Jadi, jika pada asimilasi berlangsung pergantian pada objeknya, karena itu pada fasilitas pergantian berlangsung pada subjeknya, hingga dia bisa menempatkan diri dengan objek yang ada di luar dianya sendiri. Susunan kognitif yang telah ada pada diri seseorang alami pergantian biar sesuai rangsangan-rangsangan dari objeknya. Contohnya, bayi lakukan tindakan yang sama pada ibu jarinya, ialah mengisap. Ini bermakna jika bayi sudah mengedit puting susu ibu jari. Tidakan demikian dimaksud fasilitas. Piaget mengatakan jika tiap-tiap organisme yang mau penyesuain (penyesuaian) dengan lingkungannya mesti sampai keserasian (ekuilibrium), ialah pada kegiatan individu pada lingkungan (asimilasi) serta kegiatan lingkungan pada individu (fasilitas). Ini bermakna, sewaktu individu bereaksi pada lingkungan, ia mnggabungkan stimulus dunia luar dengan susunan yang telah ada serta iilah asimilasi. Pada waktu yang sama sewaktu lingkungan bereaksi pada individu, serta individu mengedit biar sesuai stimulus dunia luar, karena itu berikut ini yang dimaksud fasilitas (lerner & Hultsch 1983). Supaya berlangsung ekuilibrasi pada diri individu dengan lingkungan, karena itu peristiwa-peristiwa ini dimaksud asimilasi.

1
2
bottom of page